Urban Audit by Urban Crisis


-->
Urban Audit by Urban Crisis
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Perkotaan
Disusun Oleh:
Nugroho Dodik Yulianto (NIM D0307054)
Agus Maryadi (NIM D0307018)
Lody Hadiansah (NIM D0307046)
Saifuddin Zuhri (NIM D0307065)
Wisnu Widiaswara (NIM D0307070)
Jurusan Sosiologi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
BAB II
HASIL PENELITIAN
A.DISKRIPSI LOKASI
Di dalam penelitian ini, lokasi yang diambil adalah lima kelurahan kecamatan benjarsari, kota surakarta.
  1. Punggawan
Kelurahan punggawan dengan Luas wilayah 36 Ha dengan jumlah penduduk 5184 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Kestalan
Selatan : Kel. Ketelan
Barat : Kel. Mangkubumen
Timur : Kel. Setabelan
  1. Sumber
Kelurahan sumber dengan Luas wilayah 133,303 Ha dengan jumlah penduduk 4301 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Banyuanyar
Selatan : Kel. Manahan
Barat : Kab. karanganyar
Timur : Kel. Nusukan
  1. Manahan
Kelurahan Manahan dengan Luas wilayah 128 Ha dengan jumlah penduduk 2675 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Sumber
Selatan : Kel. Mangkubumen
Barat : Kel. Kerten dan jajar
Timur : Kel. Kestalan
  1. Mangkubumen
Kelurahan Mangkubumen dengan Luas wilayah 79,007 Ha dengan jumlah penduduk 3528 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. manahan
Selatan : Kel. penumping
Barat : Kel. Purwosari
Timur : Kel. Punggawan
  1. Ketelan
Kelurahan ketelan dengan Luas wilayah 25 Ha dengan jumlah penduduk 4222 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Punggawan
Selatan : Kel. Keprabon
Barat : Kel. Mangkubumen
Timur : Kel. Kepatihan

-->

BAB III
DIAGRAM
Interpretasi: dari diagram di atas dapat diketahui bahwa dari enam variable yang paling mencolok adalah fragmentasi sentrifugal dengan prosentase 54,63%. Terbukti dari banyaknya etnis selain pribumi yang tidak mau mengikuti kegiatan lingkungan.
BAB IV
AKSI
4.1. Laporan perencanaan aksi
Setelah menganalisa dari 5 variabel diantaranya buruknya kondisi kehidupan, privatisasi, ketidakadilan, unrooted profesionalisme, fragmentasi sentrifugal dan hilangnya makna ruang kota yang semuanya itu ditunjukan dalam sebuah diagram ternyata variable yang paling rendah adalah fragmentasi sentrifugal. Fragmentasi sentrifugal mempunyai arti yaitu kecenderungan masyarakat kota untuk tidak mempunyai keaneka ragaman tetapi kecenderungan berkumpul dalam kelompok sejenis. Hal ini ditunjukan dengan lemahnya kebersamaan dengan etnis lain dalam berbagai kegiatan seperti kerja bakti, siskamling, dan menjenguk tetangga yang sedang sakit. Etnis lain dalam hal ini adalah etnis china. Pada umumnya etnis china merupakan golongan atas yang sangat sibuk dengan kepentingan kepentingan mereka sendiri, sehingga tidak memperhatikan lingkungan sekitar termasuk berbagai kegiatan kegiatan masyarakat didalamnya. Pada dasarnya mereka sangat jarang sekali berbaur dengan masyarakat sekitar. Disini terjadi pemisahan atau pengelompokan antara etnis jawa dengan etnis china. Maka dengan ini kami memutuskan untuk melakukan sebuah aksi dengan memberikan stiker stiker yang ditujukan untuk para etnis china dengan tujuan agar mereka merasa bahwa mereka sedang tidak tinggal ditanah kelahiran mereka. Kalimat dalam stiker yang kami buat adalah ” Perbedaan bukanlah suatu jarak kita untuk tetap bersatu, maka dari itu hargailah kami dan kamipun akan menghargai anda”. Dalam stiker tersebut mengandung berbagai makna yaitu kata kata yang bernuansa kritikal, sindiran yang dikombinasi dengan warna.
4.2. Laporan aksi yang telah dilaksanakan
Untuk yang pertama kami satu kelompok berkumpul dimanahan dan melakukan rapat kecil. Aksi telah dilaksanakan pada hari minggu tanggal 20 desember 2009 mulai dari jam 11:00 sampai selesai tepatnya di sekitar punggawan, ketelan, mangkubumen. Seperti yang telah dituliskan diatas, bahwa aksi yang telah kami lakukan berupa pembagian sticker sticker yang berisi kalimat kalimat pedas dan ditujukan kepada etnis china.
Dalam melakukan aksi banyak kendala yang dirasakan yaitu sulitnya menemukan orang orang yang beretnis china karena mereka sebagian besar tertutup dan banyak yang pergi keluar kota. Langkah awal yang dilakukan adalah menemui ketua RT setempat guna untuk mendapatkan tanda tangan , izin dan data data penduduknya yang berkebangsaan china. Berikut nama nama ketua RT yang kami temui
  1. Bp. Sumastyo Budi Utomo
  2. Bp. Soenoto P. Hardjo
  3. Bp. Hendra Setiawan
  4. Bp. Tito Soegiarto
  5. Bp. A. D. Sumarya
  6. Bp. Suyamto
  7. Bp. Suwardhi
Dan diantara nama para ketua RT di atas ada salah satu yang menjadi ketua FPBI (Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia) yaitu Bp. Suwardhi dan kebetulan sekali forum ini mengurusi masalah perbedaan etnis dan anggotanya pun banyak yang dari non pribumi seperti, china, arab, india. Tujuan dari forum ini adalah mempersatukan, membaurkan antar etnia untuk salimg bekerja sama saling tolong menolong. Maka dari itu, kami juga melakukan diskusi serta menyampaikan tujuan dan maksud aksi yang kami lakukan dan Bp. Suwardhi selaku ketua FPBI menanggapi secara positif kegiatan ini. Akhirnya dengan kesempatan ini, kami menitipkan sticker sticker yang masih tersisa untuk diberikan kepada etnis china dalam sebuah forum tersebut. Dengan sarana FPBI kami juga menitipkan sebuah pesan yang intinya agar orang orang non pribumi khususnya china membuka kesadaran dan mau bergabung dangan masyarakat asli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Titip Absen Mahasiswa dan Solusi Presensi Online

Sistem Informasi Manajemen Studi Kasus “GO-Jek”