perkotaan
Urban Audit by Urban Crisis
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Perkotaan
Disusun Oleh:
Nugroho Dodik Yulianto (NIM D0307054)
Agus Maryadi (NIM D0307018)
Lody Hadiansah (NIM D0307046)
Saifuddin Zuhri (NIM D0307065)
Wisnu Widiaswara (NIM D0307070)
Jurusan Sosiologi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
BAB II
HASIL PENELITIAN
A.DISKRIPSI LOKASI
Di dalam penelitian ini, lokasi yang diambil adalah lima kelurahan kecamatan benjarsari, kota surakarta.
Punggawan
Kelurahan punggawan dengan Luas wilayah 36 Ha dengan jumlah penduduk 5184 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Kestalan
Selatan : Kel. Ketelan
Barat : Kel. Mangkubumen
Timur : Kel. Setabelan
Sumber
Kelurahan sumber dengan Luas wilayah 133,303 Ha dengan jumlah penduduk 4301 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Banyuanyar
Selatan : Kel. Manahan
Barat : Kab. karanganyar
Timur : Kel. Nusukan
Manahan
Kelurahan Manahan dengan Luas wilayah 128 Ha dengan jumlah penduduk 2675 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Sumber
Selatan : Kel. Mangkubumen
Barat : Kel. Kerten dan jajar
Timur : Kel. Kestalan
Mangkubumen
Kelurahan Mangkubumen dengan Luas wilayah 79,007 Ha dengan jumlah penduduk 3528 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. manahan
Selatan : Kel. penumping
Barat : Kel. Purwosari
Timur : Kel. Punggawan
Ketelan
Kelurahan ketelan dengan Luas wilayah 25 Ha dengan jumlah penduduk 4222 orang. Dengan batas wilayah
Utara : Kel. Punggawan
Selatan : Kel. Keprabon
Barat : Kel. Mangkubumen
Timur : Kel. Kepatihan
B.DESKRIPSI VARIABEL
B.1.Kondisi kehidupan
B.1.1 Kelayakan
B.1.1.1 Kondisi Kelayakan Rumah
Tabel ( 01 )
Kondisi kelayakan rumah
Kategori
Frequency
Percent
kurang layak
13
17.3
Biasa
17
22.7
Layak
45
60.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:Berdasarkan tabel di atas, kelayakan kondisi rumah menunjukkan prosentasi terbesar yaitu sebesar 60% layak.Sebagian besar kondisi rumah di 5 kelurahan yaitu Kel. Ketelan, Kel. Mangkubumen, Kel. Manahan, Kel. Punggawan, dan Kel. Sumber masih tergolong layak. Dilihat dari kondisi rumah warga yang sebagian besar sudah merupakan bangunan tembok permanen dengan atap genteng.
B.1.1.2.Kondisi Kelayakan Mck
Tabel ( 02 )
Kondisi kelayakan mck
Kategori
Frequency
Percent
kurang layak
5
6.7
Biasa
25
33.3
Layak
45
60.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, kelayakan MCK menunjukkan prosentasi terbesar yaitu sebesar 60% layak.Sebagian besar MCK di 5 kelurahan yaitu Kel. Ketelan, Kel. Mangkubumen, Kel. Manahan, Kel. Punggawan, dan Kel. Sumber masih tergolong layak. Dilihat dari kondisi kelayakan MCK yang bisa dibilang sudah sesuai dengan standar dan sebagian besar warga telah memiliki MCK pribadi di rumahnya masing-masing.
B.1.1.3.Kondisi kelayakan pakaian sehari-hari
Tabel ( 03 )
Kondisi kelayakan pakaian sehari-hari
Kategori
Frequency
Percent
kurang layak
4
5.3
Biasa
25
33.3
Layak
46
61.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, kelayakan pakaian menunjukkan prosentasi terbesar yaitu sebesar 61,3% layak. Sebagian besar pakaian yang dikenakan oleh warga di 5 kelurahan yaitu kel Manahan, Kel Mangkubumen, Kel Ketelan, Kel sumber, Kel Punggawan tergolong layak.
B.1.1.4.Kondisi kelayakan perabotan rumah tangga
Tabel ( 04 )
Kelayakan perabot
Kategori
Frequency
Percent
kurang layak
3
4.0
Biasa
26
34.7
Layak
46
61.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, kelayakan perabot menunjukkan prosentasi terbesar yaitu sebesar 61,3% biasa.
Sebagian besar perabot rumah tangga yang dimiliki oleh warga di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen tergolong layak.
B.1.1.5.Kondisi kelayakan lingkungan
Tabel ( 05)
Kelayakan lingkungan
Kategori
Frequency
Percent
kurang layak
2
2.7
Biasa
30
40.0
Layak
43
57.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, kelayakan lingkungan menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 57,3% layak.
Sebagian besar warga di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen tergolong layak.
B.1.2 Ketidaknyamanan
B.1.2.1.Ketidaknyamanan kasus perjudian
Tabel ( 06 )
Ketidaknyamanan kasus perjudian
Kategori
Frequency
Percent
tidak nyaman
4
5.3
nyaman
71
94.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, ketidaknyamanan kasus perjudian menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 94,7% nyaman.
Kasus perjudian di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen hampir tidak ada dengan kata lain warga di 5 kelurahan tersebut merasa nyaman.
B.1.2.2.Ketidaknyamanan kasus minuman keras
Tabel ( 07 )
Ketidaknyamanan kasus minuman keras
Kategori
Frequency
Percent
tidak nyaman
9
12,0
Nyaman
66
88,0
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, ketidaknyamanan kasus minum minuman keras menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 88,0% nyaman.
Kasus minum minuman keras di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen hampir tidak ada, dengan kata lain warga di 5 kelurahan tersebut merasa nyaman
B.1.2.3.Ketidaknyamanan kondisi keamanan
Tabel ( 08 )
Ketidaknyamanan kondisi keamanan
Kategori
Frequency
Percent
tidak nyaman
4
5,3
Nyaman
71
94,7
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, kondisi keamanan menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 94,7% nyaman.
Kondisi keamanan di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen tergolong aman, dengan kata lain warga di 5 kelurahan tersebut merasa nyaman dengan kondisi keamanan yang ada
B.1.2.4.Ketidaknyamanan karena pertengkaran
Tabel (09 )
Ketidaknyamanan karena pertengkaran
Kategori
Frequency
Percent
tidak nyaman
1
1.3
Nyaman
74
98.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 98,7% nyaman.
Kasus pertengkaran atau pertikaian di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen hampir tidak ada, sebagian besar hidup dengan rukun dan damai. Dengan kata lain warga di 5 kelurahan tersebut merasa nyaman.
B.1.2.5. Ketidaknyamanan kasus narkoba
Tabel ( 10 )
Ketidaknyamanan kasus narkoba
Kategori
Frequency
Percent
tidak nyaman
1
1.3
Nyaman
74
98.7
Total
75
100.0
Sumber:data penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 98,7% nyaman.
Kasus narkoba di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen hampir tidak ada , dengan kata lain warga di 5 kelurahan tersebut merasa nyaman.
B.I.3. Pengakuan Budaya
B.1.3.1. Pengakuan budaya mitoni
Tabel ( 11 )
Pengakuan budaya mitoni
Kategori
Frequency
Percent
diabaikan
8
10.6
cukup diakui
35
46.7
sangat diakui
32
42.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 46,7% budaya mitoni sangat diakui.
Budaya mitoni cukup diakui di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen . Ini terlihat dari masih ada warga yang melakukan budaya mitoni.
B.I.3.2. Pengakuan budaya nyewu
Tabel ( 12)
Pengakuan budaya nyewu
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
9
12.0
cukup diakui
32
42.7
sangat diakui
34
45.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitan
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 45,3% budaya nyewu sangat diakui.
Budaya nyewu masih sangat diakui di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen. Ini terlihat dari masih banyak warga yang melakukan budaya nyewu
B.1.3.3. Pengakuan budaya tujuh harian
Tabel ( 13 )
Pengakan budaya tujuh harian
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
8
10.7
cukup diakui
31
41.3
sangat diakui
36
48.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 48% budaya tujuh harian sangat diakui.
Budaya tujuh harian masih sangat diakui di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen. Ini terlihat dari masih banyak warga yang melakukan budaya tujuh harian.
B.1.3.4. Pengakuan budaya jenangan
Tabel ( 14)
Pengakuan budaya jenangan
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
36
48.0
cukup diakui
22
29.3
sangat diakui
17
22.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 48% budaya jenangan diabaikan Budaya jenangan sudah diabaikan di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen.
B.1.3.5. Pengakuan Budaya kerja bakti
Tabel ( 15 )
Pengakuan budaya kerja bakti
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
2
2.7
cukup diakui
10
13.3
sangat diakui
63
84.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 84,0% budaya kerja bakti sangat diakui.
Budaya kerja bakti masih sangat diakui di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen. Ini terlihat dari masih sering diadakannya kerja bakti di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan tersebut..
B.1.3.6 Pengakuan budaya Gotong-royong
Tabel ( 16 )
Pengakuan budaya gotong royong
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
2
2.7
cukup diakui
9
12.0
sangat diakui
64
85.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 85,3% sangat diakui.
Budaya gotong-royong masih sangat diakui di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen. Ini terlihat dari masih banyak warga yang melakukan budaya gotong-royong.
B.1.3.7 Pengakuan budaya tirakatan
Tabel ( 17 )
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
4
5.3
cukup diakui
26
34.7
sangat diakui
45
60.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 60% budaya tirakatan sangat diakui.
Budaya tirakatan masih sangat diakui di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen. Ini terlihat dari masih banyak warga yang melakukan budaya tirakatanI.3.8 pengakuan budaya gossip
Tabel ( 18 )
Pengakuan budaya gosip
Kategori
Frequency
Percent
Diabaikan
47
62.7
cukup diakui
20
26.7
sangat diakui
8
10.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan prosentase terbesar yaitu sebesar 62,7% budaya gosip diabaikan.
Budaya gosip sudah diabaikan di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen
Tabel ( 19 )
Rangking variabel 1
Kategori
Frequency
Percent
Rendah
23
30,7
Sedang
38
50,7
Tinggi
14
18,7
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:dengan melihat rangking kondisi kehidupan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi kehidupan di kel Manahan, kel Mangkubumen, kel Punggawan, kel Ketelan,dan kel Sumber masih dalam kondisi cukup baik/sedang,baik dalam kelayakan tempat tinggal, kondisi keamanan, dan pengakuan budaya masih cukup melekat di dalam masyarakat hal ini ditunjukkan dengan prosentase 50,7% pada kategori sedang
B.2. PRIVATISASI
B.2.1. penguasaan tanah
B.2.1.1. penguasaan tanah yang ditempati
Tabel ( 20 )
Penguasaan tanah yang di tempati
Kategori
Frequency
Percent
Sewa
18
24.0
Pribadi
57
76.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa status penguasaan kepemilikan tanah yang ditempati sebagian besar milik pribadi yaitu sebesar 76,0% dan sisanya sebesar 2,0% adalah mereka yang hanya menyewa saja. Jadi di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumen mayoritasnya status kepemilikan pribadi.
B.2.1.2. penguasaan tanah rumah
Tabel ( 21 )
Penguasaan tanah rumah
Kategori
Frequency
Percent
Sewa
15
20.0
Pribadi
60
80.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa status penguasaan kepemilikan rumah yang di tempati sebagian besar adalah milik pribadi yaitu sebesar 80,0% dan sisanya 20,0% adalah mereka yang hanya menyewa rumah itu. Jadi di sebagian besar wilayah di 5 kelurahan yaitu Kel. Manahan, Kel. Sumber, Kel. Punggawan, Kel. ketelan, dan Kel. Mangkubumenmayoritasnya status kepemilikan pribadi.
B.2.2. KETERSEDIAAN PELAYANANAN PUBLIK
B.2.2.1. ketersediaan pelayanan public kantor kelurahan
Tabel ( 22 )
Ketersediaan pelayanan public kantor kelurahan
Kategori
Frequency
Percent
Ada
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 75 responden atau semuanya menyatakan kantor kelurahan sebagai kantor pelayanan publik tersedia dengan baik atau ada
B.2.2.2. ketersediaan pelayanan public pos ronda
Tabel ( 23 )
Ketersediaan pelayanan public pos ronda
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
18
24.0
Ada
57
76.0
Total
75
100.0
Sumber;data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan terdapat pos ronda 76,0%. Dari data ini menunjukkan bahwa ada pos ronda di tingkat kelurahan yang terbagi bagi pada tingkat RT
B.2.2.3. ketersediaan pelayanan public puskesmas
Tabel ( 24 )
Ketersdiaan pelayanan public puskesmas
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
14
18.7
Ada
61
81.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan terdapat puskesmas 81,3%. Dari data ini menunjukkan bahwa di tingkat kelurahan tersedia pelayanan kesehatan untuk masyarakat yaitu puskesmas
B.2.2.4. ketersediaan pelayanan mck
Tabel ( 25 )
Ketersediaaan pelayanan Mck
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
19
25.3
ada
56
74.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan terdapat mck umum 74,7%. Dari data ini menunjukkan bahwa di tingkat kelurahan tersedia pelayanan mck umum untuk para warganya.
B.2.2.5. ketersediaan pelayaanan gedung serbaguna
Tabel ( 26 )
Ketersediaan pelayanan gedung serba guna
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
21
28.0
ada
54
72.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan masih ada gedung serba guna sebesar 72% Dari data ini menunjukkan bahwa sebagian besar kelurahan terdapat gedung serba guna untuk kepentingan masyarakat umum
B.2.2.6. ketersediaan pelayanan public pkk
Tabel ( 27 )
Ketersediaan pelayanan public pkk
kategori
Frequency
Percent
tidak ada
3
4.0
ada
72
96.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan yang terbagi bagi pada tingkat RT masih ada PKK96,0%. Dari data ini menunjukkan bahwa sebagian besar kelurahan terdapat PKK untuk kepentingan masyarakat umum
B.2.2.7. ketersediaan pelayanan lapangan olahraga
Tabel ( 28 )
Ketersediaan pelayanan lapangan olah raga
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
38
50.7
ada
37
49.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan tidak terdapat lapangan olah raga 50,7%. Dari data ini menunjukkan bahwa sebagian kelurahan tidak terdapat lapangan olah raga yang dapat digunakan oleh semua masyarakat sebagai tempat publi
B.2.2.8. ketersediaan pelayanan tempat ibadah
Tabel ( 29 )
Ketersediaan pelayanan tempat ibadah
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
2
2.7
ada
73
97.3
Total
75
100.0
Sumber;data hasil penelitian
Interpretasi:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya di setiap kelurahan terdapat tempat ibadah 97,3%. Dari data ini menunjukkan bahwa sebagian besar kelurahan terdapat tempat ibadah yaitu sebagian besar adalah masjid dan gereja.
B.2.3. MOBILITAS TEMPAT TINGGAL DAN MOBILITAS PEKERJAAN
B.2.3.1. ada mobilitas perpindahan rumah
Tabel ( 30 )
Ada mobilitas perpindahan rumah
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
39
52.0
Vertical
12
16.0
Horizontal
24
32.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di dalam masyarakat ada mobilitas perpindahan rumah secara horizontal (32,0%) yaitu seseorang yang pidah rumah pada kelas yang sama. Dan mereka yang pindah rumah pada kelas yang berbeda atau vertikal sebesar 16,0%. Sedangkan yang tidak pindah rumah sebesar 52,0%
B.2..3.2. tidak ada mobilitas perpindahan rumah
Tabel ( 31 )
Tidak ada mobilitas perpindahan rumah
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
37
49.3
tidak ada
38
50.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak pernah melakukan mobilitas atau perpindahan tempat tinggal sebesar 50,7%
B.2..3.3. ada mobilitas perpindahan penduduk
Tabel ( 32 )
Ada mobilitas perpindahan penduduk
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
30
40.0
Vertical
15
20.0
Horizontal
30
40.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di dalam masyarakat ada mobilitas perpindahan penduduk secara horizontal (40,0%) yaitu seseorang yang berpindah pada kelas yang sama. Dan mereka yang melakukan perpindahan penduduk pada kelas yang berbeda atau vertikal sebesar 20,0%. Sedangkan mereka yang tidak melakukan perpindahan sebesar 40%
B.2.3.4. tidak ada mobilitas perpindahan penduduk
Tabel ( 33 )
Tidak ada mobilitas perpindahan penduduk
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
44
58.7
tidak ada
31
41.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak pernah melakukan mobilitas atau perpindahan penduduk (41,3%)
B.2.3.5. ada mobilitas kelas social
Tabel ( 34 )
Ada mobilitas kelas sosial
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
41
54.7
Vertical
13
17.3
Horizontal
21
28.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mobilitas yang terjadi pada umumnya terjadi adalah mobilitas kelas sosial vertikal (17,3%) yaitu mobilitas sosial yang berpindah ke kelas yang lebih rendah atau ke kelas yang lebih tinggi
B.2.3.6. tidak ada mobilitas kelas social
Tabel ( 35 )
Tidak ada mobilitas kelas sosia
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
43
57.3
tidak ada
32
42.7
Total
75
100.0
Sumber:data penelitian
Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengalami mobilitas kelas sosial yaitu sebesar 42,7%
B.2.3.7. ada mobilitas status pekerjaan
Tabel ( 36 )
Ada mobilitas status pekerjaan
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
35
46.7
Vertical
13
17.3
Horizontal
27
36.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mobilitas yang terjadi pada umumnya terjadi adalah mobilitas status pekerjaan vertikal (17,3%) yaitu mobilitas status pekerjaan yang berpindah ke status yang lebih rendah atau ke status pekerjaan yang lebih tinggi
B.2.3.8. tidak ada mobilitas status pekerjaan
Tabel ( 37 )
Tidak ada mobilitas status pekerjaan
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
49
65.3
tidak ada
26
34.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak mengalami mobilitas status pekerjaan sebesar 34,7%, yaitu mereka yang tidak pernah berganti status pekerjaan
B.2.3.9. ada mobilitas tingkat pendapatan
Tabel ( 38 )
Ada mobilitas tingkat pendapatan
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
37
49.3
Vertical
23
30.7
Horizontal
15
20.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mobilitas yang terjadi pada umumnya terjadi adalah mobilitas tingkat pendapatan vertikal (30,7%) yaitu mobilitas tingkat pendapatan yang berubah ke tingkat yang lebih rendah atau ke tingkat yang lebih tinggi
B.2.3.10. tidak ada mobilitas tingkat pendapatan
Tabel ( 39 )
Kategori
Frequency
Percent
tidak menjawab
49
65.3
tidak ada
26
34.7
Total
75
100.0
Sumber:data penelitian
Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak mengalami mobilitas tingkat pendapatan sebesar 44,0%, yaitu mereka yang tingkat pendapatnya tidak berubah
Tabel ( 40 )
Jumlah Range privatisasi
Kategori
Frequency
Percent
Rendah
12
16,0
Sedang
35
46,7
Tinggi
28
37,3
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dengan melihat rangking dari variabel Privatisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Manahan, mangkubumen, Punggawan, Ketelan, Sumber warga sudah mempunyai kepemilikan tempat tinggal secara pribadi, serta perlengkapan umum yang relatif cukup terpenuhi, kenyamanan atupun pengakuan keberadaan yang masih melekat cukup kuat di wilayah tersebut.Hal ini ditunjukkan pada prosentase yang diperoleh pada kategori sedang dengan prosentase 46,7%.
B.3. KETIDAKADILAN
B.3.1. stratifikasi sosial
B.3.1.1. stratifikasi politik warga dalam memperoleh KTP
Tabel ( 41 )
Stratifikasi politik warga dalam memperoleh KTP
Kategori
Frequency
Percent
datang sendiri kekantor kelurahan
61
81.3
ada orang suruhan yang mengurus KTP
12
16.0
ada perwakilan dari kantor kelurahan yang datang ke warga
2
2.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden memilih datang sendiri ke kelurahan karena 81,3% responden menjawab datang sendiri ke kantor kelurahan untuk mendapatkan KTP. 16,0% menjawab ada orang suruhan yang mengurus KTP. Sisanya 2,7% menjawab ada perwakilan dari kantor kelurahan yang datang ke warga
B.3.1.2. stratifiasi politik praktik dalam memperoleh KTP
Tabel ( 42 )
Stratifiasi politik praktik dalam memperoleh KTP
Kategori
Frequency
Percent
ada perbedaan
10
13.3
tidak ada perbedaan
65
86.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih tidak ada stratifikasi politik dalam memperoleh KTP karena 86,7% responden menjawab tidak ada perbedaan sedangkan 13,3% menjawab ada perbedaan dalam memperoleh KTP.
B.3.1.3. stratifikasi social adanya kesenjangan di lingkungan
Tabel ( 43 )
Stratifikasi social adanya kesenjangan di lingkungan
Kategori
Frequency
Percent
ada gep terlihat sangat jelas
4
5.3
ada gep tidak begitu terlihat jelas
9
12.0
tidak ada gep dan berbaur semua
62
82.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih tidak ada kesenjangan di lingkungan, karena 82,7% responden menjawab tidak ada gep dan berbaur semua. 12,0% menjawab ada gep tapi tidak begitu jelas. Sisanya 5,3% menjawab ada gep terlihat sangat jelas.
B.3.1.4. stratifikasi social partisipasi warga di lingkungan
Tabel ( 44 )
Stratifikasi social partisipasi warga di lingkungan
Kategori
Frequency
Percent
ya, semua berpartisipasi dalam semua kegiatan
59
78.7
ada beberapa jrg berpartisipasi biasanya gol menengah atas
11
14.6
semua warga berpartisipasi
5
6.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden merasa semua berpartisipasi dalam semua kegiatan, karena 78,7% responden menjawab semua berpartisipasi dalam semua kegiatan. 14,7% menjawab ada beberapa jarang berpartisipasi biasanya golongan menengah atas. Sisanya 6,7% menjawab semua warga berpartisipasi.
B.3.1.5. stratifikasi social rasa saling tolong di lingkungan
Tabel ( 45 )
Stratifikasi social rasa saling tolong di lingkungan
Kategori
Frequency
Percent
ada, tapi berdasarkan strata
5
6.7
ada, tanpa memerhatikan strata
66
88.0
sama sekali tidak ada kegiatan saling tolong
4
5.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden merasa semua tolong menolong tanpa memperhatikan strata, karena 88,0% responden menjawab ada tanpa memperhatikan strata6,7% menjawab ada tapi berdasarkan strata. Sisanya 5,3% menjawab sama sekali tidak ada kegiatan tolong menolong.
B.3.1.6. stratifikasi ekonomi perbedaan dalam mendapat LPG
Tabel ( 46 )
Stratifikasi ekonomi perbedaan dalam mendapat LPG
Kategori
Frequency
Percent
ada, yang kaya lebih cepat dapat
2
2.7
banyak keluarga miskin yang dipersulit
2
2.7
tidak ada perbedaan
71
94.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil peneitian
Interpretasi : Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan dalam memperoleh gas elpiji, karena 94,7% responden menjawab tidak ada perbedaan. 2,7% menjawab ada, yang lebih kaya lebih cepat dapat. Sisanya 2,7% menjawab banyak keluarga miskin yang dipersulit.
B.3.1.7. stratifikasi ekonomi perbedaan partisipasi dalam kegiatan gotong royong
Tabel ( 47 )
Stratifikasi ekonomi perbedaan partisipasi dalam kegiatan gotong royong
Kategori
Frequency
Percent
ada, orang kaya lebih mengandalkan uang drpd ikut terlibat
10
13.3
ada beberapa org kaya mengandalkan uang dan ikut partisipasi
17
22.7
tidak ada perbedaan dalam gotong royong dan semua ikut
48
64.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi : Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan dalam partisipasi di kegiatan gotong-royong, karena64,0% responden menjawab tidak ada perbedaan dalam gotong royong dan semua ikut. 22,7% menjawab ada beberapa yang lebih kaya mengandalkan uang dan ikut berpartisipasi. Sisanya 13,3% menjawab ada beberapa yang kaya lebih mengandalkan uang daripada ikut terlibat.
B.3.2. Kesenjangan sosial
B.3.2.1. kesenjangan social aksesibilitas sarana umum
Tabel ( 48 )
Kesenjangan social aksesibilitas sarana umum
Kategori
Frequency
Percent
semua sarana umum dapat digunakan oleh orang cacat
16
21.3
belum semua sarana umum bisa digunakan oleh orang cacat
48
64.0
sarana umum sama sekali tdk bisa digunakan oleh orang cacat
11
14.7
Total
75
100.0
Sunber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada kesenjangan aksesibilitas sarana umum, karena 21,3% responden menjawab semua sarana dapat digunakan oleh orang cacat. 64,0% menjawab belum semua sarana umum bisa digunakan oleh orang cacat. Sisanya 14,7% menjawab sarana umum sama sekali tidak bisa digunakan oleh orang cacat.
B.3.2.2.kesenjangan sosial factor perbedaan etnis
Tabel ( 49 )
Kesenjangan sosial factor perbedaan etnis
Kategori
Frequency
Percent
etnis lain hanya bergaul dngan sesama etnisnya
13
17.3
berlainan etnis saling membantu dan bergaul
62
82.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada kesenjangan sosial akibat faktor perbedaan etnis, karena 82,7% responden menjawab berlainan etnis saling membantu dan bergaul. Sisanya 17,3% menjawab etnis lain hanya bergaul dengan sesama etnisnya.
B.3.2.3.kesenjangan social perbedaan status ekonomi mempengaruhi partisipasi kegiatan lingkungan
Tabel ( 50 )
Kesenjangan social perbedaan status ekonomi mempengaruhi partisipasi kegiatan lingkungan
Kategori
Frequency
Percent
kebanyakan warga kaya dan menengah
2
2.7
warga miskin tdk ikut karena merasa tidak pantas
2
2.7
semua warga berpartisipasi bersama
71
94.6
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh kesenjangan sosial akibat perbedaan status ekonomi dalam partisipasi kegiatan lingkungan, karena 94,6% responden menjawab semua warga berpartisipasi bersama. 2,7% menjawab kebanyakan warga kaya dan menengah. Sisanya 2,7% menjawab warga miskin tidak ikut karena merasa tidak pantas.
Tabel ( 51)
Jumlah rangking keetidakadilan
Kategori
Frequency
Percent
rendah
11
14,7
sedang
47
62,7
tinggi
17
22,6
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dengan melihat rangking dari variabel ketidakadilan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Manahan, Mangkubumen, Punggawan, Ketelan, Sumber warga sudah cukup mendapatkan keadilan dalam hal memperoleh KTP, kegiatan dilingkungan,mendapat LPG tanpa membedakan stratifikasi soial, ekonomi,aksebilitas,dan perberdaan etnis
B.4. UNROOTED PROFESIONALISM
B.4.1. unrooted profesionalism masalah pengangguran
Tabel ( 52 )
Unrooted profesionalism masalah pengangguran
Kategori
Frequency
Percent
banyak warga menganggur
13
17.3
seimbang
27
36.0
banyak warga sudah bekerja
35
46.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Intepretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah antara responden yang menjawab ada nya keseimbangan antara yang menganggur dengan yang bekerja adalah 36,0% di banding responden yang menjawab sudah bekerja semua adalah 46,7%
B.4.2. unrooted profesonalism kesesuaian pekerjaan dengan disiplin ilmu responden
Tabel ( 53 )
Unrooted profesonalism kesesuaian pekerjaan dengan disiplin ilmu responden
Kategori
Frequency
Percent
semua warga bekerja sesuai disiplin ilmu
6
8.0
beberapa warga bekerja sesuai disiplin ilmu
49
65.3
semua warga bekerja tdk sesuai disiplin ilmu
20
26.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak warga yang sesuai disiplin ilmu sebanyak 27,7% dan yang tidak sesuai disiplin ilmu sebanyak 65,3% sedangkan yang bekerja sesuai disiplin ilmu sebanyak 8,0%
Tabel ( 54 )
Jumlah rangking Unrooteed Profesionalism
Kategori
Frequency
Percent
rendah
11
14,7
sedang
25
33,3
tinggi
39
52,0
Total
75
100,0
Sumber;data hasil penelitian
Interpretasi: Dengan melihat rangking dari variabel Unrooted Profesionalisme sebesar 52% diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Manahn, Mangkubumen, Punggawan, Ketelan, Sumber Tidak semua warga bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang di kuasainya
B.5. FRAGMENTASI SENTRIFUGAl
B.5.1. kohevisitas lokal
B.5.1.1. fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal mengunjungi tetangga
Tabel ( 55 )
kohevisitas lokal mengunjungi tetangga
Kategori
Frequency
Percent
tidak
10
13.3
ya
65
86.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 86,7% menjawab ya dan 13,3% menjawab tidak. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengunjungi tetangga.
B.5.1.2. fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal pertemuan rutin RT
Tabel ( 56 )
Fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal pertemuan rutin RT
Kategori
Frequency
Percent
tidak
12
16.0
ya
63
84.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 84,0% menjawab ya dan 16,0% menjawab tidak. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengikuti pertemuan rutin RT.
B.5.1.3. fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal gotong royong
Tabel ( 57 )
Fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal gotong royong
Kategori
Frequency
Percent
tidak
7
9.3
Ya
68
90.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 90,7% menjawab ya dan 9,3% menjawab tidak. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Masih mengikuti kegiatan gotong royong.
B.5.1.4. fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal siskamling
Tabel ( 58 )
Fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal siskamling
Kategori
Frequency
Percent
tidak
30
40.0
ya
45
60.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 60,0% menjawab ya dan 40,0% menjawab tidak. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut mengikuti kegiatan siskamling.
B.5.1.5. fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal menjenguk tetangga tertimpa musibah
Tabel ( 59 )
Fragmentasi sentrifugal masalah kohevisitas lokal menjenguk tetangga tertimpa musibah
Kategori
Frequency
Percent
tidak
2
2.7
ya
73
97.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 97,3% menjawab ya dan 2,7% menjawab tidak. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Masih menjenguk tetangga yang tertimpa musibah.
B.5.2. jarak antar etnis
B.5.2.1. fragmentasi senrifugal jarak antar etnis mengunjungi tetangga beda etnis
Tabel ( 60 )
Fragmentasi senrifugal jarak antar etnis mengunjungi tetangga beda etnis
Kategori
Frequency
Percent
tidak
40
53.3
ya
35
46.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 53,3% menjawab tidak dan 46,7% menjawab ya. Jadi masyarakat di lima kelurahan tersebut tidak pernah mengunjungi tetangga beda etnis.
B.5.2.2. fragmentasi senrifugal jarak antar etnis kepengurusan RT memperhatikan masalah perbedaan etnis
Tabel ( 61 )
Fragmentasi senrifugal jarak antar etnis kepengurusan RT memperhatikan masalah perbedaan etnis
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
35
46.7
Ya
40
53.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 46,7% menjawab tidak dan 53,3% menjawab ya. Jadi masyrakat di 5 kelurahan memperhatikan masalah perbedaan etnis
B.5.2.3. fragmentasi senrifugal jarak antar etnis menjenguk tetangga beda etnis yang tertimpa musibah
Tabel ( 62 )
fragmentasi senrifugal jarak antar etnis menjenguk tetangga beda etnis yang tertimpa musibah
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
42
56.0
Ya
33
44.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 44,0%, menjawab ya dan 56,0% menjawab tidak. Jadi masyrakat di 5 kelurahan sudah jarang menjenguk tetangga beda etnis.
B.5.2.4. fragmentasi senrifugal jarak antar etnis kegiatan siskamling di hadiri etnis lain
Tabel ( 63 )
Fragmentasi senrifugal jarak antar etnis kegiatan siskamling di hadiri etnis lain
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
42
56.0
Ya
33
44.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 44% menjawab tidak dan 56% menjawab ya. Jadi banyak etnis lain yang tidak menghadiri kegiatan siskamling.
B.5.2.5. fragmentasi senrifugal jarak antar etnis sambatan terhadap etnis lain
Tabel ( 64 )
Fragmentasi senrifugal jarak antar etnis sambatan terhadap etnis lain
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
60
80.0
Ya
15
20.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 80% menjawab tidak 20% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut tidak mengikuti sambatan terhadap etnis lain
B.5.3. kondisi social
B.5.3.1. fragmentasi sentrifugal kondisi social menjenguk tetangga tertimpa musibah status social lebih rendah
Tabel ( 65 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social menjenguk tetangga tertimpa musibah status social lebih rendah
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
4
5.3
Ya
71
94.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 94,7%, menjawab ya dan 5,3% menjawab tidak. Jadi masyrakat di 5 kelurahan lebih banyak yang menjenguk tetangga dengan yang tidak menjenguk tetangga yang tertimpa musibah.
B.5.3.2. fragmentasi sentrifugal kondisi social menjenguk tetangga tertimpa musibah status social setara
Tabel ( 66 )
Fragmentasi sentrifugal kondisi social menjenguk tetangga tertimpa musibah status social setara
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
4
5.3
Ya
71
94.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 94,7% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebutmasih menjenguk tetangga yang tertimpa musibah terhadap orang yang mempunyai status sosial setara.
B.5.3.3. fragmentasi sentrifugal kondisi social menjenguk tetangga tertimpa musibah status social lebih tinggi
Tabel ( 67 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social menjenguk tetangga tertimpa musibah status social lebih tinggi
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
7
9.3
Ya
68
90.7
Total
75
100.0
Sumber;data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 90,7% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih menjenguk tetangga yang tertimpa musibah terhadap orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi
B.5.3.4. fragmentasi sentrifugal kondisi social sambatan status social lebih rendah
Tabel ( 68 )
Fragmentasi sentrifugal kondisi social sambatan status social lebih rendah
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
45
60.0
Ya
30
40.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 40,0% menjawab ya dan 60,% menjawab tidak. Jadi masyarakat di 5 kelurahan tersebut lebih banyak yang tidak menjalankan sambatan dibandingkan dengan yang menjalani sambatan terhadap orang yang mempunyai status sosial yang lebih rendah.
B.5.3.5. fragmentasi sentrifugal kondisi social sambatan status social setara
Tabel ( 69 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social sambatan status social setara
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
44
58.7
Ya
31
41.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 41,3% menjawab ya dan 58,7% menjawab tidak. Jadi masyarakat di 5 kelurahan tersebut lebih banyak yang tidak menjalankan sambatan dibandingkan dengan yang menjalani sambatan terhadap orang yang mempunyai status sosial yang setara.
B.5.3.6. fragmentasi sentrifugal kondisi social sambatan status social lebih tinggi
Tabel ( 70 )
fragmentasi sentrifugal kondisi sosial sambatan status sosial lebih tinggi
Frequency
Percent
Valid
Tidak
50
66,7
Ya
25
33,3
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 33,3% menjawab ya dan 66,7% menjawab tidak. Jadi masyarakat di 5 kelurahan kelurahan tersebut lebih banyak yang tidak menjalankan sambatan dibandingkan dengan yang menjalani sambatan terhadap orang yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi.
B.5.3.7 fragmentasi sentrifugal kondisi social gotong royong status social lebih rendah
Tabel ( 71 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social gotong royong status social lebih rendah
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
5
6.7
Ya
70
93.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 93,3% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengikuti gotong royong bersama orang yang mempunyai status sosial lebih rendah.
B.5.3.8. fragmentasi sentrifugal kondisi social gotong royong status social setara
Tabel ( 72 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social gotong royong status social setara
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
5
6.7
Ya
70
93.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 93,3% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengikuti gotong royong bersama orang yang mempunyai status sosial setara.
B.5.3.9. fragmentasi sentrifugal kondisi social gotong royong status social lebih tinggi
Tabel ( 73 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social gotong royong status social setara
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
6
8.0
Ya
69
92.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 92% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengikuti gotong royong bersama orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi.
B.5.3.10. fragmentasi sentrifugal kondisi social mengunjungi tetangga status social lebih rendah
Tabel ( 74 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social mengunjungi tetangga status social lebih rendah
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
4
5.3
Ya
71
94.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 94,7% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengunjungi tetangga meskipun terhadap orang yang mempunyai status sosial lebih rendah.
B.5.3.11. fragmentasi sentrifugal kondisi social mengunjungi tetangga status social setara
Tabel ( 75 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social mengunjungi tetangga status social setara
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
3
4.0
Ya
72
96.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 96,0% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengunjungi tetangga meskipun terhadap orang yang mempunyai status sosial setara.
B.5.3.12. fragmentasi sentrifugal kondisi social mengunjungi tetangga status social lebih tinggi
Tabel ( 76 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social mengunjungi tetangga status social lebih tinggi
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
8
10.7
Ya
67
89.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi Menurut tabel diatas sebanyak 49,3% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengunjungi tetangga terhadap orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi.
B.5.3.13. fragmentasi sentrifugal kondisi social rapat pertemuan warga status social lebih rendah
Tabel ( 77 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social rapat pertemuan warga status social lebih rendah
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
4
5.3
Ya
71
94.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: : Menurut tabel diatas sebanyak 89,3% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengunjungi tetangga terhadap orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi.
B.5.3.14. fragmentasi sentrifugal kondisi social rapat pertemuan status social setara
Tabel ( 78 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social rapat pertemuan status social setara
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
3
4.0
Ya
72
96.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 94,7% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengikuti pertemuan warga bersama orang yang mempunyai status sosial lebih rendah.
B.5.3.15. fragmentasi sentrifugal kondisi social rapat pertemuan status social lebih tinggi
Tabel ( 79 )
fragmentasi sentrifugal kondisi social rapat pertemuan status social lebih tinggi
Kategori
Frequency
Percent
Tidak
6
8.0
Ya
69
92.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Menurut tabel diatas sebanyak 96.0% menjawab ya. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut. Jadi sebagian besar masyarakat di 5 kelurahan tersebut masih mengikuti pertemuan warga bersama orang yang mempunyai status sosial setara.
Tabel ( 80)
Jumlah Rangking Variabel Fragmentasi Senrifugal
Kategori
Frequency
Percent
Rendah
56
74,7
Sedang
18
24,0
Tinggi
1
1,3
Total
75
100,0
Sumber:data hasil Penelitian
Interpretasi: Dengan melihat rangking dari variabel Fragmentasi Sentrifugal diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Manahan, Mangkubumen, Punggawaan, Ketelan, Sumber dengan prosentase sebesar 74,7% pada kategori rendah interaksi sosial seperti mengunjungi tetangga khususnya beda etnis sudah jarang sekali dilakukan kegiatan lain seperti siskamling juga jarang dihadiri oleh etnis lain
B.6. HILANGNYA MAKNA RUANG KOTA
B.6.1. hilangnya makna ruang kota balai desa
Tabel ( 81 )
. hilangnya makna ruang kota balai desa
Kategori
Frequency
Percent
tidak berubah
66
88.0
Berubah
9
12.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab makna ruang kota balai desa tidak berubah 88.0% yang menjawab berubah sebesar 12.0% dan yang tidak menjawab 0%
B.6.2. hilangnya makna ruang kota lapangan
Tabel ( 82 )
hilangnya makna ruang kota lapangan
Kategori
Frequency
Percent
tidak berubah
68
90.7
Berubah
7
9.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab makna ruang kota lapangan tidak berubah 90.7% yang menjawab berubah sebesar 9.3% dan yang tidak menjawab 0%
B.6.3. hilangnya makna ruang kota pemakaman
Tabel ( 83 )
hilangnya makna ruang kota pemakaman
Kategori
Frequency
Percent
tidak berubah
69
92.0
Berubah
6
8.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab makna ruang kota pemakaman tidak berubah 92.0% yang menjawab berubah sebesar 8.0% dan yang tidak menjawab 0%
B.6.4. hilangnya makna ruang kota petilasan
Tabel ( 84 )
hilangnya makna ruang kota petilasan
Kategori
Frequency
Percent
tidak ada
34
45.3
tidak berubah
41
54.7
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab makna ruang kota petilasan tidak berubah 54.7% yang menjawab tidak ada 45.3% dan yang tidak menjawab 0%
B.6.5. hilangnya makna ruang kota tempat ibadah
Tabel ( 85 )
hilangnya makna ruang kota tempat ibadah
Kategori
Frequency
Percent
tidak berubah
69
92.0
Berubah
6
8.0
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: : Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab makna ruang kota tempat ibadah tidak berubah 92.0%sedangkan responden yang menjawab berubah sebesar 8.0%
B.6.6. hilangnya makna ruang kota pos kamling
Tabel ( 86 )
. hilangnya makna ruang kota pos kamling
Kategori
Frequency
Percent
tidak berubah
68
90.7
Berubah
7
9.3
Total
75
100.0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab makna ruang kota pos kamling tidak berubah 90.7% sedangkan responden yang menjawab berubah sebesar 9.3%
Tabel ( 87)
Junlah Rangking Variabel Hilangnya Makna Ruang kota
Kategori
Frequency
Percent
Rendah
56
74,7
Sedang
18
24,0
Tinggi
1
1,3
Total
75
100,0
Sumber:data hasil penelitian
Interpretasi: Dengan melihat rangking dari variabel hilangnya makna ruang kota diatas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi keruangan kota di Kelurahan Manahan, Mangkubumen, Punggawan, Ketelan, Sumber yang tidak dikategorikan tidak mengalami banyak perubahan memperoleh prosentase tertinggi yakni sebesar 74.7%, sedangkan 24,0 % dikategorikan mengalami perubahan sedang, 1.3 % sisanya mengalami dapat dikategorikan mengalami perubahan yang tinggi.
BAB III
DIAGRAM
Interpretasi: dari diagram di atas dapat diketahui bahwa dari enam variable yang paling mencolok adalah fragmentasi sentrifugal dengan prosentase 54,63%. Terbukti dari banyaknya etnis selain pribumi yang tidak mau mengikuti kegiatan lingkungan.
BAB IV
AKSI
4.1. Laporan perencanaan aksi
Setelah menganalisa dari 5 variabel diantaranya buruknya kondisi kehidupan, privatisasi, ketidakadilan, unrooted profesionalisme, fragmentasi sentrifugal dan hilangnya makna ruang kota yang semuanya itu ditunjukan dalam sebuah diagram ternyata variable yang paling rendah adalah fragmentasi sentrifugal. Fragmentasi sentrifugal mempunyai arti yaitu kecenderungan masyarakat kota untuk tidak mempunyai keaneka ragaman tetapi kecenderungan berkumpul dalam kelompok sejenis. Hal ini ditunjukan dengan lemahnya kebersamaan dengan etnis lain dalam berbagai kegiatan seperti kerja bakti, siskamling, dan menjenguk tetangga yang sedang sakit. Etnis lain dalam hal ini adalah etnis china. Pada umumnya etnis china merupakan golongan atas yang sangat sibuk dengan kepentingan kepentingan mereka sendiri, sehingga tidak memperhatikan lingkungan sekitar termasuk berbagai kegiatan kegiatan masyarakat didalamnya. Pada dasarnya mereka sangat jarang sekali berbaur dengan masyarakat sekitar. Disini terjadi pemisahan atau pengelompokan antara etnis jawa dengan etnis china. Maka dengan ini kami memutuskan untuk melakukan sebuah aksi dengan memberikan stiker stiker yang ditujukan untuk para etnis china dengan tujuan agar mereka merasa bahwa mereka sedang tidak tinggal ditanah kelahiran mereka. Kalimat dalam stiker yang kami buat adalah " Perbedaan bukanlah suatu jarak kita untuk tetap bersatu, maka dari itu hargailah kami dan kamipun akan menghargai anda". Dalam stiker tersebut mengandung berbagai makna yaitu kata kata yang bernuansa kritikal, sindiran yang dikombinasi dengan warna.
4.2. Laporan aksi yang telah dilaksanakan
Untuk yang pertama kami satu kelompok berkumpul dimanahan dan melakukan rapat kecil. Aksi telah dilaksanakan pada hari minggu tanggal 20 desember 2009 mulai dari jam 11:00 sampai selesai tepatnya di sekitar punggawan, ketelan, mangkubumen. Seperti yang telah dituliskan diatas, bahwa aksi yang telah kami lakukan berupa pembagian sticker sticker yang berisi kalimat kalimat pedas dan ditujukan kepada etnis china.
Dalam melakukan aksi banyak kendala yang dirasakan yaitu sulitnya menemukan orang orang yang beretnis china karena mereka sebagian besar tertutup dan banyak yang pergi keluar kota. Langkah awal yang dilakukan adalah menemui ketua RT setempat guna untuk mendapatkan tanda tangan , izin dan data data penduduknya yang berkebangsaan china. Berikut nama nama ketua RT yang kami temui
Bp. Sumastyo Budi Utomo
Bp. Soenoto P. Hardjo
Bp. Hendra Setiawan
Bp. Tito Soegiarto
Bp. A. D. Sumarya
Bp. Suyamto
Bp. Suwardhi
Dan diantara nama para ketua RT di atas ada salah satu yang menjadi ketua FPBI (Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia) yaitu Bp. Suwardhi dan kebetulan sekali forum ini mengurusi masalah perbedaan etnis dan anggotanya pun banyak yang dari non pribumi seperti, china, arab, india. Tujuan dari forum ini adalah mempersatukan, membaurkan antar etnia untuk salimg bekerja sama saling tolong menolong. Maka dari itu, kami juga melakukan diskusi serta menyampaikan tujuan dan maksud aksi yang kami lakukan dan Bp. Suwardhi selaku ketua FPBI menanggapi secara positif kegiatan ini. Akhirnya dengan kesempatan ini, kami menitipkan sticker sticker yang masih tersisa untuk diberikan kepada etnis china dalam sebuah forum tersebut. Dengan sarana FPBI kami juga menitipkan sebuah pesan yang intinya agar orang orang non pribumi khususnya china membuka kesadaran dan mau bergabung dangan masyarakat asli.
Komentar